Trend Teknologi SIG dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

Oleh : Ronny Loppies


Software SIG

Sejak awal tahun 1995-an, sistem informasi geografis berkembang demikian pesat. Pada bidang aplikasi pengelolaan sumberdaya lama, trend evolusi, adaptasi dan perubahan SIG tetap berlanjut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemakai. Pada awalnya perangkat lunak SIG maupun penginderaan jauh hanya dirancang menggunakan format data tertentu, misalnya hanya menggunakan struktur data raster atau vektor. Sejalan dengan kemanjuan teknologi, dan semakin banyaknya perangkat lunak SIG baik untuk penelitian maupun pengerjaan proyek berskala besar, perangkat lunak yang ada saat ini sudah mulai mempunyai kemampuan untuk mengolah atau menganalisis data vektor dan data raster sekaligus. Dari sejumlah perangkat lunak yang tersedia di pasaran, beberapa diantaranya dapat membaca format-format yang dikeluarkan oleh perangkat lunak lainnya.

Kehutanan Detil (Precision Forestry)

Kedatangan citra satelit beresolusi spasial tinggi seperti IKONOS dan Quickbird, telah membuka kesempatan dan peluang baru dalam pengembangan dan atau penelitian. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam, saat ini telah diperkenalkan apa yang disebut dengan ”Kehutanan detil (precision forestry)” atau ”Pertanian detil (precision agriculture)” (Bettinge and Wing, 2004). Pada tehnik yang presisi ini juga digunakan GPS sebagai sarana navigasi. Precision forestry dikemukakan pada Bulan Juni tahun 2001 di University of Washington’s Forestry Symposium. Dalam simposium ini dibahas tentang metode pengumpulan, analisis dan pemanfaatan data yang mempunyai keakuratan dan ketelitian yang tinggi dari permukaan bumi untuk pengelolaan sumberdaya alam.
Dalam kehutanan detil, biasanya digunakan alat pendukung yang juga mempunyai ketelitian yang tinggi, misalnya penggunaan EDM (Electronic Distance Measuring) tool untuk merekam posisi spasial dari suatu fitur bentang alam secara teliti dan tepat waktu. Dalam hal ini juga diperlukan adanya DEM yang mempunyai resolusi spasial yang halus. Ketersediaan GPS dengan kemampuan ketelitian yang tinggi akan ikut membantu perkembangan kehutanan detil ini.

Bagaimana persepektif Sistem Informasi Geografis


Sejalan dengan perkembangan SIG itu sendiri, SIG dapat dipandang dari berbabai bidang, diantaranya adalah sebagai suatu:

1        Teknologi:  SIG dapat dipandang sebagai suatu teknologi karena didalam sistemnya terdapat konsep sistem itu sendiri, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunaknya (software). 

2        Metodologi: SIG dapat dipandang sebagai suatu metodologi karena SIG mampu melakukan manipulasi, analisis dan displai atau memberikan visualisasi data spasial dan non-spasial.  SIG adalah suatu metode yang menggabungkan antara visual dan basisdata dan sering disebut dengan  peta yang cerdas smart map.

3        Profesi:   Banyak kalangan menganggap bahwa SIG adalah sesuatu profesi yang baru atau spesialisasi baru, baik dari tingkat operator maupun programmer.  Pada saat telah terjadi kecenderungan positif dalam pengembangan profesi di bidang SIG atau geomatika. Kebijakan pemerintah untuk membangkitkan jasa konsultasi dengan pihak swasta telah mendorong banyak pihak swasta untuk mulai  membangun hubungan kemitraan dengan pihak pemerintah baik sebagai penyedia data maupun jasa kunsultasi.  Kesempatan ini telah mendorong terbangunnya "industri geomatika" yang mapan.  Hubungan kerjasama ini lambat laun akan  mendorong semakin dibutuhkannya profesi geomatika baik untuk tingkat operator, programmer maupun sampai dengan ilmu terapanya.   Kondisi ini juga akan mendorong pengembangan tenaga kerja "siap pakai", yang dilakukan lewat pelatihan bagi instansi swasta dan pemerintah.

4        Bisnis: SIG dapat dilihat sebagai suatu bisnis, karena di dalamnya akan melibatkan layanan pengadaan perangkat, keras, perangkat lunak, pengembangan sistem serta layanan pengolahan dan atau analisis data. Kebutuhan akan data spasial yang dibutuhkan dalam berbagai sektor membuka bagi suatu perusahaan untuk membuka sebuah layanan baik jasa maupun penyediaan data.  Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan data spasial, membuat database tentang distribusi penggunaan lahan dan jaringan jalan yang dipakai untuk membangun tata ruang wilayah pengelolaan sumberdaya yang optimal, maka perusahaan tsb dituntut untuk bertanggungjawab terhadap validitas data/informasi yang diproduksinya. Kenapa ? Karena dengan validitas data/informasi yang tidak teruji, akan berpengaruh terhadap aktifitas masyarakat.  Perusahaan penyedia data spasial dapat juga disebut dengan "spatial data broker", dimana data yang dikoleksi juga bisa dipakai oleh perusahaan atau orang yang memerlukannya, sehingga akan tercipta peluang bisnis.  Masalah mendasar dalam menciptakan peluang bisnis ini adalah teknologi pengadaan data, organisasi atau manajemen perusahaan, serta faktor legalitas. Hubungan langsung antara produsen data spasial dengan pemakai data tersebut tidak semudah seperti dibayangkan orang. Yang perlu dibangun dalam pengadaan data spasial ini adalah ”kepercayaan konsumen” terhadap apa yang data spasial yang dia peroleh. Hal yang sangat berpengaruh adalah menyangkut efisiensi waktu, teknologi, ekonomis bagi pemakainya. 
Sudah merupakan hal yang wajar sampai pada akhir abad ke-20 ini, masyarakat pengguna informasi meningkat secara tajam. Pengguna informasi ini, memerlukan data dan atau informasi secara berkala dan data/informasi yang terbaru. Secara tidak langsung, baik dalam dunia pendidikan maupun dunia bisnis, dampak yang ditimbulkan oleh teknologi geomatika akan berpengaruh juga pada keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.

5        Sebagai ilmu pengetahuan:  SIG atau geomatika terdiri dari 3 komponen dasar yaitu ; geomatics action applications, geomatics research, geomatics education and training (Barry W., 1995 dalam Wikantika et al , 2005). Geomatika yang diperlukan oleh masyarakat pada umumnya adalah Geomatika untuk aplikasi, sedangkan Geomatika untu penelitian dan pendidikan merupakan tugas bagi lembaga-lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi dalam mengembangkan pendidikan geomatika. Sedangkan bidang aplikasi praktis merupakan bidang yang akan banyak digunakan dalam pemecahan masalah (problem solving) oleh banyak pihak baik swasta maupun pemerintah.  Sistem informasi geografis (SIG) merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu sekaligus merupakan  "interaktif-teknologi", karena data dari berbagai macam sumber dikombinasikan, dimana data tersebut bereferensi ke permukaan bumi.

Aplikasi Sistem Informasi Geografis

  1. Pelayanan emergensi (Emergency Services): Sistem informasi kejadian kebakaran dan masalah-masalah kopolisian (Fire and Police emergence services)
  2. Lingkungan (Environmental) yang mencakup masalah pemantauan dan atau pemodelan spasialnya (Monitoring and spatial modeling)
  3. Bisnis (Business), misalnya penentuan lokasi lokasi perniagaan (toko, mall, pasar swalayan), sistem pelayanan antar (delivery service system).
  4. Industri transportasi, komunikasi, pertambangan, pemasangan pipa dan layanan kesehatan (Transportation, Communication, Mining, Pipelines, Healthcare)
  5. Pemerintahan (Government), batas-batas administrasi pemerintahan beserta data statistiknya serta kemiliteran.
  6. Pendidikan, penelitian dan administrasi.

Apa yang bisa dijawab oleh SIG?

Dengan keunikan SIG  yang didisain merupakan gabungan antara CAD dan basis data serta mempunyai konsep topologi, maka SIG mampu menjawab beberapa pertanyaan generik, diantaranya adalah:

1        Lokasi: untuk mengetahui lokasi keberadaan suatu fitur (feature) tertentu. Misalnya:
a)     Di Lokasi HPH mana saja lokasi kebakaran hutan atau titik-titik hot spot ditemukan?
b)     Lokasi hutan gambut ada dimana saja di Wilayah Kalimantan Tengah?
c)      Kejadian lokasi longsor ada pada koordinat berapa?

2        Ukuran (panjang, luas dan keliling):
a)     Berapa jarak antara lokasi tanah longsor dari ibu kota kecamatan A?
b)     Berapa luas lahan longsor yang terjadi
c)      Berapa kira-kira panjang batas luar suatu kawasan Taman Nasional?

3        Analisis tetangga (neighbourhood analysis)  Dengan SIG, maka dapat dilakukan analisis tetangga, yaitu:
a)     Adjacency atau contiguty, untuk mengetahui apa saja fitur atau obyek yang ada di sekitarnya.  Contoh, nama-nama desa yang berbatasan langsung dengan propinsi DKI Jakarta.  Kecamatan apa saja yang dilalui oleh ruas jalan tertentu?
b)     Connectivity, untuk mengetahui keterhubungan antara fitur yang satu dengan yang lainnya. Contoh, Apakah lokasi kebakaran hutan dapat diakses dengan jalan tertentu? 
c)      Proximity, pada radius 200 m dari sumber mata air ada apa saja?  Siapa saja pemilik lahan yang akan dibebaskan di sepanjang jalan Jakarta-Bogor pada kisaran lebar 50 meter di kiri-kanan jalan?

4        Atribut: Apa saja atribut yang dimiliki oleh suatu fetaure? Keterangan atau fakta yang menerangkan suatu feature. Ini akan sangat mudah diketahui karena semua data sapasial pada SIG terkait dengan suatu basis data, yang mempunyai record dan field (item) tertentu.

5        Mampu mengetahui kesesuaian penggunaan kawasan, atau melalukan ”query”terhadap suatu fitur yang dikehendaki.  Misalnya:
a)     Kesesuaian fungsi kawasan
b)     Mencari lokasi yang sesuai dengan penggunaan lahan untuk pembangunan bangunan tempat perkemahan yang mempunyai beberapa persyaratan sebagai berikut:
i)       Dekat dengan sumber mata air (maksimal 200 m)
ii)     Kemiringan lereng tidak boleh lebih dari 15%
iii)   Luas lahan minimal 1000 m2.
iv)    Jarak dari jalan utama maksimal 3 km

6        Bagaimana pola (pattern) keberadaan tanah longsor atau kebakaran hutan yang terjadi? Bagaimana hubungan spasialnya dengan fitur-fitur yang ada di sekitarnya?

7        Bagaimana trend (kecenderungan) suatu fitur?.  Sebagai contoh, bagaimana kecenderungan perubahan lahan yang terjadi di Kabupaten Bogor pada periode 2000 sampai dengan 2005? Bagaimana dengan intensitas kerusakannya dalam kurun waktu tertentu?
 



Pertimbangan Sistem Informasi


Sistem informasi yang baik dengan melihat beberapa faktor:

1.     Ketersediaan (availability): ini menyangkut ketersediaan data dan tempatnya dimana.  Apakah data tersebut ada?
2.     Kualitas (quality): ini menyangkut kualitas data yang akan digunakan.  SIG bukanlah segala-galanya. SIG tidak akan mampu menghasilkan informasi yang baik apabila menggunakan data dengan kualitas yang rendah.  Kita mengenal istilah ”Garbage in – garbage out”. Apakah kualitas datanya dapat dipercaya?
3.     Koherensi (Coherence): Ini sangat berkaitan dengan apakah data yang digunakan match dengan data lainnya.  Apakah data tersebut sesuai atau cocok dengan data lainnya.
4.     Standardisasi  (standardisation): Apakah data yang digunakan memenuhi standar? Ini sangat terkait dengan kompatibilitas data yang digunaan dengan data lainnya.
5.     Aksesibilitas (accessibility): ini sangat berkait dengan kemudahan kita mengakses data yang ada. Apakah data tersebut dapat kita dapatan? Atau apakah data tersebut dapat kita sediakan? 
SIG pada saat ini tidak sekadar komputerisasi dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara modern.  SIG ini akan merupakan katalisator atau stimulus dari setiap kemajuan informasi.

Informasi dalam SIG (Sistem Informasi Geografis)

Dalam SIG, informasi adalah jantungnya. Tanpa informasi, maka sistem dan geografis tidak akan terhubungkan.   SIG selalu berkaitan dengan keruangan (spasial), yaitu:
  • Ruang geografis
  • Ruang dari suatu obyek di permukaan bumi
  • Ruang kartografis (posisi pada peta).
  • Data yang melekat pada SIG adalah data spasial dan non-spasial (data atribut dari data spasial)

Pada KTT BUMI (EARTH CONFERENCE) tahun 1992) di Rio de Janeiro dikatakan bahwa “there is a need for better information and information system”  Apabila terjadi GAP yang tinggi antara negara maju dengan negara berkembang, maka akan semakin memperbesar jurang perbedaan antara si kaya (The Have) dengan si miskin (The Have-not).   Dalam kaitannya dengan informasi ini, SIG merupakan komponen yang utama dalam struktur informasi lingkungan.  Negara berkembang perlu informasi yang lebih baik dan reliable untuk tujuan survival dan progress.

Apa yang bukan SIG (Sistem Informasi Geografis)

Bisakah saudara membedakan mana yang SIG dan bukan?

Seringkali orang mengatakan bahwa peta-peta dianggap sebagai suatu SIG.

Berikut ini adalah yang bukan SIG:
  • GPS – Global Positioning System
  • Peta statis (static map) baik dalam bentuk dijital maupun hardcopy.
  • Peta-peta sering merupakan produk akhir dari suatu SIG
  • Perangkat lunak Arcinfo/Arcview/ArcGIS

Sistem Informasi Geografis sebagai Ilmu Pengetahuan

Sejalan dengan perkembangan waktu dan ilmu pengetahuan itu sendiri, GIS saat ini mulai diinterpretasikan sebagai singkatan dari Geographic Information Science (GIScience). Istilah ini diperkenalkan oleh Bettinger dan Wing, 2004). GIScience ini mencakup identifikasi dan studi tentang hal-hal atau isu yg terkait dengan pemanfaatan SIG, yg mempengaruhi implementasinya dan muncul dari aplikasinya (Goodchild, 1992)
GIScience ini tidak hanya mendorong pengguna unuk memahami manfaat dari teknologi SIG itu sendiri tetapi sekaligus mendorong pengguna untuk melihat teknologi SIG ini sebagai suatu bagian integral dari disiplin ilmu yang lebih luas, yang memajukan pemikiran-pemikiran geografis serta strategi pemecahan masalah sehingga berguna bagi masyarakat.
“GIScience is not only encourage users to understand the benefit of GIS technology but also encourages users to view the technology as part of a broader discipline that promotes geographic thinking and problem solving strategies as being useful to society (Bettinger and Wing 2004)”

Apa yang spesial dari SIG (Sistem Informasi Geografis)

Ada satu hal yang menyebabkan SIG ini sangat unik. Yang membedakan SIG ini dengan sistem informasi lainnya adalah kemampuannya melakukan analisis spasial berdasarkan hubungan matematisnya yang dikenal dengan istilah ”topologi”. Dengan topologi maka hubungan spasial antar fitur (feature) seperti connecivity, contiguity/adjacency dan area dapat diketahui. Dengan contiguity, maka feature-feature yang bersinggungan dengan obyek-obyek (fitur) yang dikehendaki dapat diketahui melalui proses query. Demikian pula untuk fitur-fitur yang saling berhubungan akan dapat diketahui dengan SIG ini. Dalam bahasa yang sederhana, dengan SIG akan dapat diketahui obyek-obyek yang berbatasan langsung, atau obyek-obyek yang saling berhubungan. Dengan konektifiti, maka dapat dilakukan analisis jaringan, untuk mengetahui apakah jaringan jalan tersebut bisa dilalui atau tidak, atau untuk mengetahui apakah suatu fitur dapat dilalui untuk mencapai fitur yang dikehendai. Dengan SIG luas suatu feature akan dapat dihitung secara otomatis.

Kenapa SIG (Sistem Informasi Geografis) diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya hutan?


Sebagaimana pengertian yang dikemukakan terdahulu, SIG ini mempunyai kemampuan untuk memanipulasi, menganalisis dan atau menginterpretasikan data-data spasial yang mempunyai referensi geografis menjadi suatu informasi, dengan cepat dan mudah.   Atas dasar kemampuan tersebut, maka dalam bidang kehutanan SIG mempunyai banyak manfaat, diantaranya adalah:
1.       SIG membantu pengelola sumberdaya hutan (sumberdaya alam)  dalam pengambilan keputusan;
2.       SIG mampu memproduksi peta secara singkat, terotomatisasi dan dapat dilakukan secara berulang dengan cepat.
3.       SIG dapat membantu menyelesaikan beberapa proses yang menuntut kemampuan analisis yang konsisten dan keakuratan yang tinggi.
4.       SIG mampu melakukan analisis secara efisien, konsisten, karena harga perangkat keras (hardware) dan perangkat keras (software) yang semakin terjangkau.
5.       SIG mampu bekerja dari data-data baik dari data-data tabular maupun kontekstual maupun spasial yang dikumpulkan guna  mempermudah pemetaan dan pemodelan terhadap bentang alam sumbedaya alam.
6.       SIG dapat digunakan untuk mempermudah dan mempercepat  mengevaluasi kebijakan-kebibajak pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.
7.       SIG mampu melakukan eksplorasi secara efisien terhadap data-data yang terkait dengan sumberdaya alam.
8.       SIG menyediakan operasi-operasi dasar yang diperlukan dalam pengelolaan hutan atau sumberdaya alam lainnya seperti penampilan data, penghitungan pengukuran-pengukuran dan pembuatan peta dari obyek-obyek yang diinginkan.

Deskripsi Sistem Informasi Geografis


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, SIG adalah suatu sistem yang mampu melakukan berbagi proses yang dapat mengubah data menjadi suatu informasi yang siap digunakan untuk mengambil suatu keputusan.  Secara garis besarnya, SIG dibagi menjadi empat sub-sistem, yaitu (a) sub-sistem pemasukan data (data input), (b) sub-sistem pengelolaan data (data management) yang mencakup perbaikan (editing), pembaharuan data (updating), pemanggilan (retrieval) dan atau penyimpanan kembali (storage), (c) sub-sistem manipulasi dan analisis data, serta (d) sub-sistem keluaran (output). Secara detail, sub-sistem dari SIG dapat diuraikan sebagai berikut:
       Koleksi data (data collection): pengumpulan data dari berbagai sumber
       Penyimpanan (Storage): penyimpanan data secara dijital yang efisien
       Manajemen data (management of data): mengadministrasikan dan menyusun data dalam basis data
       Pemanggilan (Retrieval): pemanggilan data yg efisien dan mudah serta displai dengan berbagai cara
       Konversi (conversion):  SIG dapat melakukan konversi proyeksi peta, format, rescaling dan lain-lainnya.
       Analisis (analysis): termasuk manipulasi data untuk menghasilkan insight (understanding) dan informasi baru
       Pemodelan (Modeling): penyederhanaan data atau dunia dan prosesnya untuk mengetahui bagaimana cara kerjanya
       Displai (dislay): penyajian data dengan berbagai cata
Dengan memperthatikan deskripsi tersebut maka SIG dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang lengkap, yang membentuk banyak fungsi-fungsi data yang terintegrasi.

Geomatika (Sistem Informasi Geografis)

Sistem informasi geografis merupakan terjemahan dari istilah  Geographic information system (Amerika Serikat), Geographical Information System (Eropa dan banyak negara lainnya).  Di Kanada sistem informasi geografis ini dikenal dengan istilah geomatique, yang kalau dalam bahasa Indonesia disebut dengan geomatika.  Dalam bahasa aslinya istilah ini sering disingkat dengan GIS (dibaca ji-ai-es bukan jis), sedangkan dalam bahasa Indonesia istilah sistem informasi ini disingkat dengan SIG (baca sig, bukan es-i-ge).   Dalam awal perkembangannya, pengertian SIG ini diturunkan dari pengertian teknologi yang digunakan dan kemampuannya dalam mengangani suatu data dan informasi.   Secara umum, SIG didefinisikan sebagai berikut:
SIG adalah sekumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer (computer hardware), perangkat lunak (software), data geografi (geographic data) dan personil (personnel) yang dirancang untuk secara efisien merekam (capture), menyimpan (store), memperbaharui (update), memanipulasi (manipulate), menganalisis (analize), dan mendisplai/menyajikan (display) semua bentuk informasi yang bereferensi geografis (ESRI, 1995).   Selanjutnya dikatakan bahwa SIG adalah suatu alat yang berbasis komputer  yang digunakan untuk pemetaan serta menganalisis obyek-obyek atau kejadian-kejadian yang ada di permukaan bumi.   SIG ini menggabungkan operasi-operasi dasar pada basisdata seperti ”query” dan analisis statistik  dengan visualisasi dan manfaat analisis geografis yang unik yang dapat diberikan oleh peta. Kemampuan inilah yang menyebabkan SIG berbeda dengan sistem lainnya, yang dapat digunakan secara luas oleh berbagai bidang aplikasi baik oleh perusahaan-perusahaan publik maupun oleh swasta untuk menerangkan kejadian, prediksi hasil dan perencanaan suatu strategi.
Geomatika adalah suatu istilah yang dipopulerkan oleh seoang ilmuwan Kanada, yang merupakan padanan dari Sistem Informasi Geografis (SIG).  Geomatika merupakan suatu disiplin ilmu yang menggabungkan antara perolehan, pemodelan, analisis dan pengelolaan data spasial yang bereferensi geografis.  Schwarz dan Lachapelle dari University of Calgary, Canada mendefinisikan geomatika sebagai berikut: "A modern discipline, which integrates acquisition, modeling, analysis, and management of spatially referenced data. Based on the scientific framework of geodesy, it uses terrestrial, marine, airborne, and satellite-based sensors to acquire spatial and other data".
Pada bulan Juni 1994, the Surveys, Mapping and Remote Sensing Sector (SMRSS) of Natural Resources Canada, berubah nama menjadi Geomatics Canada.

Pengantar SIG (Sistem Informasi Geografis)


SIG (Sistem Informasi Geografis) seringkali disalahartikan sebagai Peta (Map).  SIG berbeda dengan Peta. Banyak pengguna (user) menggambar peta dengan software tertentu dan menganggap hal itu sebagai SIG.  
Secara garis besar bila dikaji dari istilahnya saja maka SIG berhubungan dengan sistem khususnya Sistem Informasi sedangkan Peta dapat merupakan hasil akhir dari proses SIG. 
Untuk lebih jelas, mari kita simak beberapa pengertian mendasar dari kedua istilah ini dan mengkaji lebih lanjut perbedaan dari keduanya.

Daftar Pustaka


Makalah ini merupakan hasil rangkuman dari beberapa jurnal Geomatica dan buku serta realitasnya di Indonesia, sbb:
  • Ackermann, University of Stuttgart, Digital Photogrammetry : Challenge and Potential, Photogrammetric Engineering and Remote Sensing, PE&RS, June 1996.
  • Andrew U. Frank, Geoinformation, Technical University Vienna, Surveying Education for Future, Geomatica, Vol. 49, No.3, 1995, pp.273-282.
  • Alec McEwen, Geomatics and Law, Geomatica, Vol. 50, No.1, 1996, pp.103
  • Barry Wellar, Prof., Department of Geography, Univ. of Ottawa, Geomatics Education and Training, 1995-2000 ; Trends, Issues, Opportunities and Challenges, Geomatica, Vol. 49, No.3, 1995, pp.336-340
  • Davis, B. E., 1996. GIS: A Visual Approach. Ist edition.  OnWord Press. Camino Entraa Santa Fe, USA
  • Denis B., Geomatics Canada, Natural Resources Canada, Geomatics in Canada, Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995, pp. 124-128
  • Geomatics Canada : A New Name A New Approach, Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995 Excellence in Geomatics : Quality Management and Standards, Geomatica, Vol. 48, No.3, summer 1994 Vaniceck, Geodecy the concept, 1st edition, 1982.
  • Mazerall, Reorganization of Geomatics Canada, Geomatica, Vol. 49, No.2, 1995, pp.232-233. Peter Paul, National Atlas Information Service, Canada Center for Mapping, Geomatics Canada, Geomatics Canada and the World Wide Web (WWW), Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995.
  • Roger Shreenan, The Missing Link : The Geomatics Professional Development Program, Geomatica, Vol. 49, No.4, 1995, pp.500-501.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...