Oleh : Ronny Loppies
Software SIG
Sejak awal tahun 1995-an, sistem informasi geografis berkembang demikian pesat. Pada bidang aplikasi pengelolaan sumberdaya lama, trend evolusi, adaptasi dan perubahan SIG tetap berlanjut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemakai. Pada awalnya perangkat lunak SIG maupun penginderaan jauh hanya dirancang menggunakan format data tertentu, misalnya hanya menggunakan struktur data raster atau vektor. Sejalan dengan kemanjuan teknologi, dan semakin banyaknya perangkat lunak SIG baik untuk penelitian maupun pengerjaan proyek berskala besar, perangkat lunak yang ada saat ini sudah mulai mempunyai kemampuan untuk mengolah atau menganalisis data vektor dan data raster sekaligus. Dari sejumlah perangkat lunak yang tersedia di pasaran, beberapa diantaranya dapat membaca format-format yang dikeluarkan oleh perangkat lunak lainnya.
Kehutanan Detil (Precision Forestry)
Kedatangan citra satelit beresolusi spasial tinggi seperti IKONOS dan Quickbird, telah membuka kesempatan dan peluang baru dalam pengembangan dan atau penelitian. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam, saat ini telah diperkenalkan apa yang disebut dengan ”Kehutanan detil (precision forestry)” atau ”Pertanian detil (precision agriculture)” (Bettinge and Wing, 2004). Pada tehnik yang presisi ini juga digunakan GPS sebagai sarana navigasi. Precision forestry dikemukakan pada Bulan Juni tahun 2001 di University of Washington’s Forestry Symposium. Dalam simposium ini dibahas tentang metode pengumpulan, analisis dan pemanfaatan data yang mempunyai keakuratan dan ketelitian yang tinggi dari permukaan bumi untuk pengelolaan sumberdaya alam.
Dalam kehutanan detil, biasanya digunakan alat pendukung yang juga mempunyai ketelitian yang tinggi, misalnya penggunaan EDM (Electronic Distance Measuring) tool untuk merekam posisi spasial dari suatu fitur bentang alam secara teliti dan tepat waktu. Dalam hal ini juga diperlukan adanya DEM yang mempunyai resolusi spasial yang halus. Ketersediaan GPS dengan kemampuan ketelitian yang tinggi akan ikut membantu perkembangan kehutanan detil ini.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEHUTANAN
Aplikasi SIG dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan
Bagaimana persepektif Sistem Informasi Geografis
Sejalan dengan perkembangan SIG itu sendiri, SIG dapat dipandang dari berbabai bidang, diantaranya adalah sebagai suatu:
1 Teknologi: SIG dapat dipandang sebagai suatu teknologi karena didalam sistemnya terdapat konsep sistem itu sendiri, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunaknya (software).
2 Metodologi: SIG dapat dipandang sebagai suatu metodologi karena SIG mampu melakukan manipulasi, analisis dan displai atau memberikan visualisasi data spasial dan non-spasial. SIG adalah suatu metode yang menggabungkan antara visual dan basisdata dan sering disebut dengan peta yang cerdas smart map.
3 Profesi: Banyak kalangan menganggap bahwa SIG adalah sesuatu profesi yang baru atau spesialisasi baru, baik dari tingkat operator maupun programmer. Pada saat telah terjadi kecenderungan positif dalam pengembangan profesi di bidang SIG atau geomatika. Kebijakan pemerintah untuk membangkitkan jasa konsultasi dengan pihak swasta telah mendorong banyak pihak swasta untuk mulai membangun hubungan kemitraan dengan pihak pemerintah baik sebagai penyedia data maupun jasa kunsultasi. Kesempatan ini telah mendorong terbangunnya "industri geomatika" yang mapan. Hubungan kerjasama ini lambat laun akan mendorong semakin dibutuhkannya profesi geomatika baik untuk tingkat operator, programmer maupun sampai dengan ilmu terapanya. Kondisi ini juga akan mendorong pengembangan tenaga kerja "siap pakai", yang dilakukan lewat pelatihan bagi instansi swasta dan pemerintah.
4 Bisnis: SIG dapat dilihat sebagai suatu bisnis, karena di dalamnya akan melibatkan layanan pengadaan perangkat, keras, perangkat lunak, pengembangan sistem serta layanan pengolahan dan atau analisis data. Kebutuhan akan data spasial yang dibutuhkan dalam berbagai sektor membuka bagi suatu perusahaan untuk membuka sebuah layanan baik jasa maupun penyediaan data. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengadaan data spasial, membuat database tentang distribusi penggunaan lahan dan jaringan jalan yang dipakai untuk membangun tata ruang wilayah pengelolaan sumberdaya yang optimal, maka perusahaan tsb dituntut untuk bertanggungjawab terhadap validitas data/informasi yang diproduksinya. Kenapa ? Karena dengan validitas data/informasi yang tidak teruji, akan berpengaruh terhadap aktifitas masyarakat. Perusahaan penyedia data spasial dapat juga disebut dengan "spatial data broker", dimana data yang dikoleksi juga bisa dipakai oleh perusahaan atau orang yang memerlukannya, sehingga akan tercipta peluang bisnis. Masalah mendasar dalam menciptakan peluang bisnis ini adalah teknologi pengadaan data, organisasi atau manajemen perusahaan, serta faktor legalitas. Hubungan langsung antara produsen data spasial dengan pemakai data tersebut tidak semudah seperti dibayangkan orang. Yang perlu dibangun dalam pengadaan data spasial ini adalah ”kepercayaan konsumen” terhadap apa yang data spasial yang dia peroleh. Hal yang sangat berpengaruh adalah menyangkut efisiensi waktu, teknologi, ekonomis bagi pemakainya.
Sudah merupakan hal yang wajar sampai pada akhir abad ke-20 ini, masyarakat pengguna informasi meningkat secara tajam. Pengguna informasi ini, memerlukan data dan atau informasi secara berkala dan data/informasi yang terbaru. Secara tidak langsung, baik dalam dunia pendidikan maupun dunia bisnis, dampak yang ditimbulkan oleh teknologi geomatika akan berpengaruh juga pada keadaan sosial dan ekonomi masyarakat sekitarnya.
5 Sebagai ilmu pengetahuan: SIG atau geomatika terdiri dari 3 komponen dasar yaitu ; geomatics action applications, geomatics research, geomatics education and training (Barry W., 1995 dalam Wikantika et al , 2005). Geomatika yang diperlukan oleh masyarakat pada umumnya adalah Geomatika untuk aplikasi, sedangkan Geomatika untu penelitian dan pendidikan merupakan tugas bagi lembaga-lembaga pendidikan, khususnya perguruan tinggi dalam mengembangkan pendidikan geomatika. Sedangkan bidang aplikasi praktis merupakan bidang yang akan banyak digunakan dalam pemecahan masalah (problem solving) oleh banyak pihak baik swasta maupun pemerintah. Sistem informasi geografis (SIG) merupakan gabungan dari berbagai disiplin ilmu sekaligus merupakan "interaktif-teknologi", karena data dari berbagai macam sumber dikombinasikan, dimana data tersebut bereferensi ke permukaan bumi.
Aplikasi Sistem Informasi Geografis
- Pelayanan emergensi (Emergency Services): Sistem informasi kejadian kebakaran dan masalah-masalah kopolisian (Fire and Police emergence services)
- Lingkungan (Environmental) yang mencakup masalah pemantauan dan atau pemodelan spasialnya (Monitoring and spatial modeling)
- Bisnis (Business), misalnya penentuan lokasi lokasi perniagaan (toko, mall, pasar swalayan), sistem pelayanan antar (delivery service system).
- Industri transportasi, komunikasi, pertambangan, pemasangan pipa dan layanan kesehatan (Transportation, Communication, Mining, Pipelines, Healthcare)
- Pemerintahan (Government), batas-batas administrasi pemerintahan beserta data statistiknya serta kemiliteran.
- Pendidikan, penelitian dan administrasi.
Apa yang bisa dijawab oleh SIG?
Dengan keunikan SIG yang didisain merupakan gabungan antara CAD dan basis data serta mempunyai konsep topologi, maka SIG mampu menjawab beberapa pertanyaan generik, diantaranya adalah:
2 Ukuran (panjang, luas dan keliling):
3 Analisis tetangga (neighbourhood analysis) Dengan SIG, maka dapat dilakukan analisis tetangga, yaitu:
4 Atribut: Apa saja atribut yang dimiliki oleh suatu fetaure? Keterangan atau fakta yang menerangkan suatu feature. Ini akan sangat mudah diketahui karena semua data sapasial pada SIG terkait dengan suatu basis data, yang mempunyai record dan field (item) tertentu.
5 Mampu mengetahui kesesuaian penggunaan kawasan, atau melalukan ”query”terhadap suatu fitur yang dikehendaki. Misalnya:
6 Bagaimana pola (pattern) keberadaan tanah longsor atau kebakaran hutan yang terjadi? Bagaimana hubungan spasialnya dengan fitur-fitur yang ada di sekitarnya?
7 Bagaimana trend (kecenderungan) suatu fitur?. Sebagai contoh, bagaimana kecenderungan perubahan lahan yang terjadi di Kabupaten Bogor pada periode 2000 sampai dengan 2005? Bagaimana dengan intensitas kerusakannya dalam kurun waktu tertentu?
1 Lokasi: untuk mengetahui lokasi keberadaan suatu fitur (feature) tertentu. Misalnya:
a) Di Lokasi HPH mana saja lokasi kebakaran hutan atau titik-titik hot spot ditemukan?
b) Lokasi hutan gambut ada dimana saja di Wilayah Kalimantan Tengah?
c) Kejadian lokasi longsor ada pada koordinat berapa?
2 Ukuran (panjang, luas dan keliling):
a) Berapa jarak antara lokasi tanah longsor dari ibu kota kecamatan A?
b) Berapa luas lahan longsor yang terjadi
c) Berapa kira-kira panjang batas luar suatu kawasan Taman Nasional?
3 Analisis tetangga (neighbourhood analysis) Dengan SIG, maka dapat dilakukan analisis tetangga, yaitu:
a) Adjacency atau contiguty, untuk mengetahui apa saja fitur atau obyek yang ada di sekitarnya. Contoh, nama-nama desa yang berbatasan langsung dengan propinsi DKI Jakarta. Kecamatan apa saja yang dilalui oleh ruas jalan tertentu?
b) Connectivity, untuk mengetahui keterhubungan antara fitur yang satu dengan yang lainnya. Contoh, Apakah lokasi kebakaran hutan dapat diakses dengan jalan tertentu?
c) Proximity, pada radius 200 m dari sumber mata air ada apa saja? Siapa saja pemilik lahan yang akan dibebaskan di sepanjang jalan Jakarta-Bogor pada kisaran lebar 50 meter di kiri-kanan jalan?
4 Atribut: Apa saja atribut yang dimiliki oleh suatu fetaure? Keterangan atau fakta yang menerangkan suatu feature. Ini akan sangat mudah diketahui karena semua data sapasial pada SIG terkait dengan suatu basis data, yang mempunyai record dan field (item) tertentu.
5 Mampu mengetahui kesesuaian penggunaan kawasan, atau melalukan ”query”terhadap suatu fitur yang dikehendaki. Misalnya:
a) Kesesuaian fungsi kawasan
b) Mencari lokasi yang sesuai dengan penggunaan lahan untuk pembangunan bangunan tempat perkemahan yang mempunyai beberapa persyaratan sebagai berikut:
i) Dekat dengan sumber mata air (maksimal 200 m)
ii) Kemiringan lereng tidak boleh lebih dari 15%
iii) Luas lahan minimal 1000 m2.
iv) Jarak dari jalan utama maksimal 3 km
6 Bagaimana pola (pattern) keberadaan tanah longsor atau kebakaran hutan yang terjadi? Bagaimana hubungan spasialnya dengan fitur-fitur yang ada di sekitarnya?
7 Bagaimana trend (kecenderungan) suatu fitur?. Sebagai contoh, bagaimana kecenderungan perubahan lahan yang terjadi di Kabupaten Bogor pada periode 2000 sampai dengan 2005? Bagaimana dengan intensitas kerusakannya dalam kurun waktu tertentu?
Pertimbangan Sistem Informasi
Sistem informasi yang baik dengan melihat beberapa faktor:
1. Ketersediaan (availability): ini menyangkut ketersediaan data dan tempatnya dimana. Apakah data tersebut ada?
2. Kualitas (quality): ini menyangkut kualitas data yang akan digunakan. SIG bukanlah segala-galanya. SIG tidak akan mampu menghasilkan informasi yang baik apabila menggunakan data dengan kualitas yang rendah. Kita mengenal istilah ”Garbage in – garbage out”. Apakah kualitas datanya dapat dipercaya?
3. Koherensi (Coherence): Ini sangat berkaitan dengan apakah data yang digunakan match dengan data lainnya. Apakah data tersebut sesuai atau cocok dengan data lainnya.
4. Standardisasi (standardisation): Apakah data yang digunakan memenuhi standar? Ini sangat terkait dengan kompatibilitas data yang digunaan dengan data lainnya.
5. Aksesibilitas (accessibility): ini sangat berkait dengan kemudahan kita mengakses data yang ada. Apakah data tersebut dapat kita dapatan? Atau apakah data tersebut dapat kita sediakan?
SIG pada saat ini tidak sekadar komputerisasi dari cara-cara tradisional menjadi cara-cara modern. SIG ini akan merupakan katalisator atau stimulus dari setiap kemajuan informasi.
Informasi dalam SIG (Sistem Informasi Geografis)
Dalam SIG, informasi adalah jantungnya. Tanpa informasi, maka sistem dan geografis tidak akan terhubungkan. SIG selalu berkaitan dengan keruangan (spasial), yaitu:
- Ruang geografis
- Ruang dari suatu obyek di permukaan bumi
- Ruang kartografis (posisi pada peta).
- Data yang melekat pada SIG adalah data spasial dan non-spasial (data atribut dari data spasial)
Pada KTT BUMI (EARTH CONFERENCE) tahun 1992) di Rio de Janeiro dikatakan bahwa “there is a need for better information and information system” Apabila terjadi GAP yang tinggi antara negara maju dengan negara berkembang, maka akan semakin memperbesar jurang perbedaan antara si kaya (The Have) dengan si miskin (The Have-not). Dalam kaitannya dengan informasi ini, SIG merupakan komponen yang utama dalam struktur informasi lingkungan. Negara berkembang perlu informasi yang lebih baik dan reliable untuk tujuan survival dan progress.
Apa yang bukan SIG (Sistem Informasi Geografis)
Bisakah saudara membedakan mana yang SIG dan bukan?
Seringkali orang mengatakan bahwa peta-peta dianggap sebagai suatu SIG.
Berikut ini adalah yang bukan SIG:
Seringkali orang mengatakan bahwa peta-peta dianggap sebagai suatu SIG.
Berikut ini adalah yang bukan SIG:
- GPS – Global Positioning System
- Peta statis (static map) baik dalam bentuk dijital maupun hardcopy.
- Peta-peta sering merupakan produk akhir dari suatu SIG
- Perangkat lunak Arcinfo/Arcview/ArcGIS
Subscribe to:
Posts (Atom)